slider

Navigation

Apa itu Permakultur ?


Apa itu Permakultur ?
Saat ini orang dihadapkan pada masa depan yang tidak jelas dengan berbagai krisis yang membayangi, seperti : Krisis energi, kekhawatiran akan habisnya cadangan bahan bakar fosil dunia. Krisis sosial, dimana masyarakat tidak lagi peduli dengan sesama bahkan itu tetangganya sendiri. Krisis pangan, di sejumlah negara terjadi kelaparan dan malnutrisi bahkan di Indonesia sendiri. Dan banyak krisis – krisis lainnya yang mungkin akan menimpa kehidupan manusia dalam waktu dekat.


Manusia semenjak memasuki periode post modern (1949 - sampai sekarang) selama lebih kurang 62 tahun telah menghabiskan ½ dari cadangan sumber daya alam yang ada di bumi ini untuk menunjang gaya hidupnya. Padahal manusia yang hidup sebelum masa ini telah bisa hidup ribuan tahun dengan pemakaian sumber daya alam yang jauh lebih sedikit. Terlepas dari ledakan populasi manusia di bumi ini, apakah sebegitu rakusnya manusia sekarang?

Bagaimana dengan kehidupan manusia setelah 62 tahun ke depan dimana diprediksi sumber daya alam yang ada telah habis digunakan, atau bahkan lebih cepat daripada itu?

Mari kita lihat kembali bagaimana masyarakat sebelum zaman modern melakukan pengelolaan sumber daya alamnya sehingga mampu untuk bertahan ribuan tahun, angka yang bisa menggambarkan sebuah berkelanjutan (sustainablity).

Dalam pemanfaatan sumber makanan, khususnya dalam sejarah masyarakat indonesia, masyarakat terdahulu memakan lebih banyak jenis sumber karbohidrat seperti sagu, ubi kayu, talas, umbi2an liar, dan padi. Hal ini cukup menjadi sumber energi dan dengan banyaknya pilihan membuat sumber daya tersebut tidak tereksploitasi secara berlebihan.

Dalam pemanfaatan sumber protein, dalam masyarakat terpencil di sebagian indonesia masih memiliki kearifan lokal untuk berburu binatang yang ada di hutan dan ikan di perairan dalam jumlah terbatas, mereka hanya menangkap sesuai dengan kebutuhan mereka sehari-hari tanpa tergoda untuk menjualnya ke pedagang untuk mendapatkan uang dalam memenuhi tuntutan gaya hidup masyarakat modern.

Begitu juga dengan sumber energi, mereka menggunakan ranting pohon untuk memasak dan penerangan, tentunya hal ini tidak perlu mengurangi jumlah pohon yang ada.

Pada masa sekarang banyak orang menganggap bahwa hal tersebut tidak mungkin dilakukan lagi dengan berbagai alasan. Namun banyak jalan untuk mengadopsi cara tersebut ke dalam kehidupan sekarang. Bagian terpenting dari hal tersebut bagaimana mengadopsi nilai-nilai yang terkandung dalam kearifan lokal masyarakat primitif atau terdahulu ke dalam prinsip dan cara hidup di masa sekarang. Kare


na nilai-nilai yang terkandung tersebutlah mereka bisa hidup selama ribuan tahun tanpa mengeksploitasi habis-habisan sumber daya alam.

PENGERTIAN PERMAKULTUR
Di dunia ilmu pengetahuan sekarang ada yang nama nya Permakultur, ini berasal dari kata “permanent” dan “agriculture” bisa diartikan sebagai pengelolaan pertanian, peternakan, dan perikanan dengan meningkatkan kualitas ekosistem sehingga terpenuhi kebutuhan manusia yang tetap berkelanjutan hingga ke masa depan. Bahkan menurut Yayasan IDEP (salah satu lembaga yang mengembangkan permakultur di indonesia) dalam Buku Panduan Permakultur, permakultur tersebut dapat juga dimaksudkan “permanent culture” yaitu melestarikan, mendukung dan bekerjasama dengan budaya dan lingkungan setempat, dan tumbuh bersama dalam waktu yang bersamaan. Bekerja dengan alam dan manusia serta belajar dari mereka, bukannya melawan atau bersaing dengan mereka.

ETIKA PERMAKULTUR
Permakultur memiliki etika :
Peduli terhadap bumi
Peduli terhadap semua makhluk hidup yang ada di bumi ini, karena kita membutuhkan mereka untuk bisa tetap hidup di bumi ini. Peduli terhadap udara, tanah, laut, atmosfir, sungai, dan gunung, saat kita merusak keseimbangan alam yang ada kita akan menjadi bagian yang paling terancam. Semua tindakan kita merupakan pilihan terhadap apa yang akan kita terima. Bumi merupakan sebuah sistem yang stabil, saat sistemnya diganggu oleh manusia, ia akan berusaha mencapai keseimbangannya kembali. Perlu diingat “ Bumi tidak membutuhkan manusia hidup di dalam sistemnya, tapi manusia tidak bisa hidup tanpa bumi ini”.
Peduli terhadap masyarakat atau manusia

Di dalam permakultur semua manusia adalah sama, tidak ada masyarakat elit. Semua orang harus berbuat dan berperan untuk mewujudkan kehidupan yang berkelanjutan. Permakultur adalah sebuah budaya yang permanen, yang harus dikembangkan dalam masyarakat sehingga terbentuk suatu kemandirian bersama.

Berbagi dalam sustainability
Setiap orang harus berbagi dengan semua makhluk hidup yang ada dan juga terhadap generasi mendatang. Selain berbuat untuk diri sendiri juga harus membagi pengetahuan yang bisa mewujudkan kehidupan yang berkelanjutan. Dengan berbagi akan ada keadilan sosial bagi seluruh manusia, sehingga bisa dihilangkan kata-kata miskin di dunia ini.

PRINSIP-PRINSIP PERMAKULTUR
Dalam menerapkan nilai-nilai permakultur ini harus berpegang teguh terhadap prinsip-prinsip yang ada dalam permakultur sehingga tujuan yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan dalam sebuah keberlanjutan.

Mengamati dan Berinteraksi.
Untuk memperoleh sistem yang berkelanjutan kita harus mengamati dan memahami bagaimana alam menjaga keseimbangannya. Imajinasi dan informasi yang kita peroleh secara intensif lebih baik dibandingkan kita harus membuang waktu dan energi untuk menciptanya. Kita juga harus ikut berinteraksi untuk dapat benar-benar bisa memahami bagaimana alam bekerja. Hal ini bisa menghemat waktu kita, agar segera bisa diterapkan dalam kehidupan kita. Seperti pepatah “Alam terkembang, jadikan guru, setitik jadikan laut, sekepal jadikan gunung.
Menangkap dan Menyimpan energi. 
Energi adalah sesuatu yang tidak bisa diciptakan dan tidak bisa dimusnahkan. Jadi energi kita peroleh dari alam dan disimpan, untuk digunakan secara bijak dan efisien.

Memperoleh Hasil. 
Bagaimanapun sistem ini harus bisa memberikan hasil, tidak hanya bagi kepentingan manusia, tapi juga untuk alam itu sendiri. Setiap manusia harus produktif untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari, dengan meniadakan limbah. Kita juga harus menyiapkan pemenuhan kebutuhan kita sebelum sistem tersebut bisa berjalan secara kontinyu dengan mengoptimumkan produktivitas.

Menghormati diri sendiri dan menerima masukan. 
Melihat bumi sebagai suatu makhluk hidup yang punya perasaan. Saat kita menghormati bumi, maka kita pun akan dihormati oleh bumi. Kita harus bertanggung jawab terhadap semua tindakan yang kita lakukan dan menerima semua konsekuensi dari tindakan kita. Dengan beralih dari konsumen yang ketergantungan menjadi produsen yang bertanggung jawab, akan mewujudkan kemandirian.

Gunakan dan hargai sumber daya alam. 
Alam diciptakan untuk menunjang kehidupan manusia di bumi ini, maka gunakan sumber daya alam yang ada berupa hewan dan tumbuhan untuk memecahkan masalah merupakan salah satu solusi terbaik. Pemanfaatan sumber daya alam yang terbarukan harus diutamakan dibandingkan sumber daya alam yang tidak bisa diperbarukan. Biarkan sumber daya alam yang tidak terbarukan menjadi investasi.
Tanpa Limbah.

Dalam setiap tindakan kita harus berusaha meminimalisir menghasilkan limbah/sampah, dengan menggunakan kembali ataupun mendaur ulang sampah yang kita hasilkan. Untuk bahan yang tidak terbarukan seperti mobil dan alat pertanian, kita harus merawatnya dengan sebaik mungkin.

Mendesain dari pola hingga mendetil. 
Di alam kita tidak akan menjumpai suatu sistem yang bepola kotak-kotak dengan sudut-sudut yang tajam, namun alam memberikan kita banyak inspirasi tentang desain, setiap desain memiliki fungsi dan keunikan masing-masing. Tugas kita untuk menganalisa setiap pola yang ada di alam dan menerapkan dalam bentuk lebih detil untuk setiap kebutuhan kita. Dengan menggabungkan berbagai pola-pola yang ada di alam dalam satu areal kita bisa memperoleh efisiensi penggunaan lahan, mengurangi aliran permukaan air hujan, mengoptimalkan penyerapan sinar matahari bagi tanaman, dan sebagai perlindungan dari bencana.

Integrasi lebih baik daripada terpisah.
Setiap elemen yang ada dalam suatu sistem yang kita gunakan harus memiliki banyak fungsi.

Setiap fungsi yang ada dalam sistem harus saling terhubung dalam bentuk simbiosis mutualisme. Kekuatan dari suatu sistem yang terintegrasi ini jauh lebih kuat daripada masing-masing element berdiri sendiri, seperti di alam kita melihat bagaimana kompleksnya sebuah sistem rantai makanan sehingga bisa menjaga keseimbangan populasi dari setiap spesies tanpa peledakan populasi salah satu spesies.

Menggunakan solusi yang kecil dan lambat.
Anda tentu akan kaget saat mendengar kata lambat dan kecil di dunia modern saat ini, banyak hal diciptakan karena lebih cepat dan lebih besar. Namun perlu dipahami bahwa penggunaan waktu dan ruang yang lebih cepat dan besar menggunakan energi yang lebih besar tentunya.

Maka untuk membuat suatu sistem yang berkelanjutan perlu hal yang kecil dan lambat namun banyak yang terintegrasi dalam sistem sehingga bisa mengefisienkan penggunaan energi dan sistem yang lebih stabil.

Menggunakan dan menghargai keanekaragaman.
Aldo Leopold mengatakan “ Kunci untuk berpikir secara cerdas adalah menyimpan setiap bagian yang ada”. Polikultur lebih baik dibandingkan monokultur karena di alam yang belum dimanipulasi manusia kita tidak akan menjumpai suatu wilayah yang hanya didiami oleh satu spesies, karena tidak ada satu spesies pun yang bisa berbuat untuk semua kebutuhan alam.

Dengan membangun keanekaragaman suatu sistem sesuai dengan apa yang ada secara alami di daerah tersebut, kita akan memperoleh manfaat yang luar biasa bagi kita dan lingkungan.

Efek tepian. 
Energi yang berada di berbatasan dua kawasan sangat luar biasa, hal ini bisa memberikan manfaat yang lebih kepada setiap hal yang ada pada tepian ini. Pada banyak kawasan tepian memiliki kelebihan energi sehingga dengan memanfaatkan setiap tepian dengan penerapan pola alam kita akan memperoleh keuntungan dari kedua kawasan.

Menghadapi setiap perubahan dengan lebih kreatif. 
Manusia memiliki daya kreatif yang luar biasa. Manusia telah diciptakan untuk dapat menghadapi setiap perubahan yang terjadi, tugas kita untuk dapat mengambil tindakan terhadap setiap perubahan yang ada dengan meminimalkan kerusakan dan mengoptimalkan manfaat.

Kita harus memahami setiap nilai yang ada agar dapat hidup selaras dengan alam, sehingga kita tidak menentang alam untuk memenuhi kebutuhan kita. Kita harus memahami alam memiliki kekuatan yang luar biasa, dengan menghormati alam maka alam akan menghormati kita sebagai bagian yang membutuhkan alam untuk hidup.

Ingat alam diciptakan untuk melayani manusia, tapi alam tidak membutuhkan manusia.
Share
Banner

Rustadi 10

Penyuluh Perikanan Nusantara

Post A Comment:

0 comments: