Belut listrik sanggup menghasilkan sengatan listrik bertegangan tinggi untuk memburu mangsa, navigasi, berkomunikasi atau mempertahankan diri. Rahasia di balik sengatan belut listrik yang sudah mempesona manusia selama ribuan tahun akhirnya terbongkar. Tim peneliti gabungan berhasil mengidentifikasi molekul khusus dalam gen spesies ikan itu yang membuat mereka mampu mengubah otot tubuhnya menjadi alat penghasil listrik.
Manusia sudah lama penasaran dengan trik belut listrik. Masyarakat Mesir Kuno memanfaatkan torpedo, sejenis ikan pari, dalam terapi elektrik pengobatan epilepsi. Benjamin Franklin dan para pakar yang belajar kelistrikan mendapatkan sebagian besar ilmu mereka dengan mempelajari belut listrik. Di masa Viktoria, belut listrik menjadi bintang pesta dan banyak orang antre untuk merasakan sensasi sengatan listriknya.
Laporan yang dimuat dalam jurnal Science, 27 Juni 2014, menyebut belut listrik punya molekul khusus dalam gennya yang membantu mereka mengembangkan teknik menyetrum. Tim peneliti yang dipimpin Michael Sussman dari University of Wisconsin-Madison, Harold Zakon dari University of Texas, Austin, serta Manoj Samanta dari Systemix Institute in Redmond yang berada di Washington menemukan ciri molekul khusus penghasil listrik itu hanya terdapat di ikan listrik.
Kemampuan hewan tersebut untuk menghasilkan listrik berkembang selama evolusi dan tetap ada meski mereka tersebar mulai dari perairan di hutan Amazon hingga ke habitat laut gelap.
"Ikan-ikan ini mengubah ototnya menjadi alat penghasil listrik," kata Sussman, profesor biokimia dan direktur UW-Madison Biotechnology Center. Studi Sussman dan koleganya membuktikan keturunan ikan listrik berevolusi secara terpisah namun menggunakan gen yang sama untuk mengembangkan organ penghasil listrik.
Menurut Sussman, belut listrik sepanjang sekitar 1,8 meter adalah predator mematikan karena sebagian besar tubuhnya adalah alat penyetrum. "Semua organ vital mereka ada di area dekat wajah jadi sekitar 90 persen tubuh ikan itu adalah organ penghasil listrik," katanya.
Seluruh sel otot hewan itu berpotensi menghasilkan listrik. Kontraksi sederhana dari otot bisa melepaskan listrik dalam tegangan rendah. Sekitar 100 juta tahun lalu beberapa spesies meningkatkan kemampuan menyetrum dengan mengembangkan sel electrocyte. Sel ini berukuran lebih besar dengan posisi berurutan dan sanggup memproduksi listrik tegangan tinggi.
Post A Comment:
0 comments: