Belut listrik dapat mengeluarkan sengatan listrik hingga 660 volt. Hebatnya, listrik ini tidak hanya mengejutkan mangsa, tapi juga dapat mengontrol gerak mangsanya.
Para peneliti telah menemukan bahwa belut listrik menggunakan aliran listrik mereka sebagai "remot kontrol" bagi mangsanya.
Dalam percobaan yang dilakukan, ditemukan bahwa mekanisme remot kontrol yang dilakukan oleh belut listrik adalah dengan cara membajak sistem saraf mangsanya.
Dalam percobaan yang dilakukan, ditemukan bahwa mekanisme remot kontrol yang dilakukan oleh belut listrik adalah dengan cara membajak sistem saraf mangsanya.
Ketika belut ini mengeluarkan aliran listrik, secara cepat aliran ini menginduksi dan memberikan kontraksi jaringan neuron untuk merangsang pergerakan otot pada mangsanya.
Dengan begitu, belut listrik secara efektif membajak jalur saraf sehingga mangsanya tidak dapat melarikan diri. Pembajakan neuron ini juga menghasilkan kontraksi pada seluruh otot mangsa sehingga efek paling berbahaya adalah hilangnya kesadaran pada mangsa.
Secara teknis, belut listrik memiliki sekitar 80 persen sel khusus pada tubuhnya yang bekerja sebagai baterai biologis. Mereka menghirup udara melalui selaput lendir pada mulut untuk menyerap oksigen dan bertahan hidup pada musim kemarau.
Belut listrik lebih banyak ditemukan di air tawar dan berlumpur di kawasan sungai Amazon dan Orinoco. Awalnya, belut listrik tidak memiliki aliran listrik sebesar saat ini. Namun mereka secara perlahan berevolusi untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Secara pemanfaatan, belut listrik ini banyak digunakan dalam bidang kesehatan di berbagai negara dunia. Di Amerika, hewan ini banyak digunakan sebagai obat oesteoporosis dan sebagai penawar racun dari gigitan serangga dan ular.
Post A Comment:
0 comments: