slider

Navigation

PENGELOLAAN DAN PERANAN EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI WILAYAH PESISIR



Ekosistem terumbu karang adalah ekosistem yang mengandung sumber daya alam yang dapat memberi manfaat besar bagi manusia. Dari itu diperlukan kearifan manusia untuk mengelolanya,
yang bisa menjadikan sumber daya alam ini menjamin kesejahteraan manusia sepanjang zaman. Tanpa menghiraukan masa depan dan terus-menerus merusak, ekosistem Terumbu Karang akan menjadi semacam padang gurun tandus di dalam laut yang hanya dipenuhi oleh patahan-patahan karang dan benda mati lainnya. Karena itu pengelolaan sangat diperlukan untuk mengatur aktivitas manusia serta mengurangi dan memantau cara-cara pemanfaatan yang merusak. Pengelolaan Terumbu Karang  juga harus berbasis pada keterlibatan masyarakat, sebagai pengguna langsung sumber daya laut ini.

Hutan bakau, padang lamun dan Terumbu Karang ini merupakan bentuk dari tiga ekosistem yang sangat penting khususnya pada daerah pesisir perairan tropika. Hutan bakau dan padang lamun memiliki peran dalam melindungi pantai dari arus dan hempasan ombak, selain itu juga sebagai tempat memijah, membesar dan mencari makan  dari berbagai biota, termasuk yang menghuni ekosistem terumbu karang. Ekosistem terumbu karang dihuni lebih dari 93.000 spesies,   bahkan diperkirakan lebih dari satu juta spesies mendiami ekosistem ini. Ekosistem Terumbu Karang yang sangat kaya akan plasma nutfah ini, kendati tampak sangat kokoh dan kuat, namun ternyata sangat rentan terhadap perubahan lingkungan.

Terumbu karang dan ekosistemnya ini sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan laut seperti tingkat kejernihan air, arus, salinitas dan suhu. Tingkat kejernihan air dipengaruhi oleh partikel tersuspensi  antara lain akibat dari pelumpuran dan ini akan berpengaruh terhadap jumlah cahaya yang masuk ke dalam laut, sementara cahaya sangat diperlukan oleh zooxanthella yang fotosintetik dan hidup di dalam jaringan tubuh binatang  pembentuk Terumbu Karang.

Arus membawa oksigen yang dibutuhkan hewan-hewan Terumbu Karang. Kekuatan arus juga sangat berpengaruh terhadap  jumlah makanan yang terbawa sehingga dengan demikian akan mempengaruhi  kecepatan pertumbuhan binatang karang. Suhu laut optimum bagi kehidupan Terumbu Karang adalah antara 26ο-28οC, kenaikan atau penurunan suhu dalam waktu yang relatif lama dapat mengakibatkan kematian hewan karang.

Dalam hal ini Pemerintah memang sudah melakukan Berbagai upaya, baik rencana jangka pendek maupun jangka panjang, semua telah dirancang oleh para ahli serta dilaksanakan untuk menyelamatkan ekosistem terumbu karang. Pemerintah Indonesiapun telah mengambil langkah-langkah penting dalam upaya penyelamatan ekosistem terumbu karang antara lain melalui program COREMAP (Coral Reef Rehabilitation and Management Program); yaitu sebagai Program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang, dan ini merupakan program jangka panjang yang diprakarsai oleh Pemerintah Indonesia dengan tujuan untuk melindungi, merehabilitasi, dan mengelola pemanfaatan secara lestari terumbu karang serta ekosistem terkait di Indonesia, yang pada gilirannya akan menunjang  kepada tingkat kesejahteraan masyarakat pesisir.

Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya terumbu karang sangat penting mulai dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, pemantauan sampai pada tahap evaluasi dari suatu cara pengeloaan.

sumber:
http://www.coremap.or.id/tentang_karang/






















Share
Banner

Rustadi 10

Penyuluh Perikanan Nusantara

Post A Comment:

0 comments: