slider

Navigation

Budidaya Padi Sawah

Indonesia merupakan negara agraris dan sebagian besar penduduknya bergantung pada beras sebagai makan pokok mereka. Dengan demikian, tidak bisa dipungkiri bahwa permintaan beras di masyarakat akan sangat tinggi, tetapi pada kenyataannya hasil panen padi di Indonesia masih belum mampu mencukupi kebutuhan beras masyarakat. Indonesia yang notabene disebut sebagai negara agraris masih harus mengimpor beras dari negara lain yang pastinya merupakan ironi yang harus segera ditanggapi.


Gambar Padi Sawah
Ketidakmampuan Indonesia untuk memenuhi permintaan beras di Indonesia mungkin disebabkan oleh pengetahuan mengenai cara budidaya padi sawah yang masih minim di tingkat petani. Bertanam padi boleh jadi merupakan kegiatan turun-temurun yang sudah dilakukan sejak nenek moyang, tetapi dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, petani seharusnya bisa menerapkan sistem tanam yang lebih efisien and produktif sehingga kebutuhan pangan akan tercukupi dari produksi dalam negeri dan kesejahteraan petani pun akan semakin meningkat.
Petani tidak boleh berhenti belajar mengenai teknik budidaya padi sawah paling mutakhir yang dimulai dari pemahaman mengenai syarat tumbuh dan pelaksanaan teknis bidudaya padi sawah itu sendiri.

Syarat Tumbuh
Agar tumbuh dengan baik, tanaman padi memerlukan curah hujan yang tinggi kurang lebih 1500-2000 milimeter per tahun dengan ketinggian antara 0-1500 meter di atas permukaan laut dengan suhu optimal 23 derajat Celcius. Padi akan tumbuh optimal dengan paparan sinar matahari langsung tanpa terhalang oleh apa pun termasuk pohon rindang. Ketersediaan air dalam bercocok tanam padi sawah sangat mutlak meskipun padi sebenarnya bisa ditanam di segala musim. Tanah yang cocok untuk menanam padi adalah tanah yang mengandung lempung, pasir, dan debu.

Pelaksanaan Teknis Budidaya
Pelaksanaan teknik menanam padi sawah sebaiknya dimulai dengan pengukuran kadar keasaman tanah sehingga tanah bisa diberi tambahan kapur jika tanah tersebut terlalu asam. Untuk mengukur kadar keasaman tanah yang sesuai untuk tanaman padi, Anda bisa menggunakan cairan pH tester, pH meter, maupun kertas lakmus. Pengukuran hanya dilakukan pada titik sampel tertentu yang diambil secara zigzag.

Pembibitan
Bibit merupakan salah satu hal penting dalam bertanam padi yang harus disiapkan dengan baik. Persemaian perlu dibuat dengan baik karena persemaian ini akan menentukan kualitas padi yang nantinya akan ditanam di sawah. Untuk pembibitan dengan hasil yang mendekati sempurna, petani perlu memilih bibit unggul sejumlah 25-30 kilogram per hektar sawah yang akan ditanami. Lokasi persemaian haruslah di tanah yang subur degan paparan sinar matahari penuh. Bedengan dibuat dengan ukuran 1 x 4 meter dengan ketinggian 20-30 sentimeter.

Tips Perlindungan Hama dan Pemupukan
Perlu diingat bahwa jika lahan yang akan ditanami padi mempunyai luas satu hektar, ada empat bedengan persemaian yang perlu disiapkan. Sebagai tips untuk melindungi bibit padi muda dari serangan tikus, ada baiknya petani memasan pagar plastik di sekeliling bedengan. Petani tidak boleh lupa untuk memberi pupuk NPK perbandingan 15-15-15 sebanyak satu kilogram untuk empat bedengan. Sebelum siap ditebar, benih harus direndam terlebih dahulu selama satu malam.

Penanaman Bibit
Bibit baru siap ditanam setelah berusia 18 hari dan sebelum ditanam di sawah, bibit tersebut perlu dicabut dari bedengan persemaian dan direndam dalam larutan insektisida yang mempunyai kandungan bahan aktif karbofuran sebanyak 1 gram dalam setiap liter air selama dua jam. Berbeda dengan cara menanam kebanyakan, daun bibit sebaiknya tidak dipangkas dan dibiarkan utuh. Lahan sawah saat proses penanaman bibit tidak perlu tergenang air.

Sistem Tanam
Pilihan cara tanam bibit padi sawah yang baik adalah dengan menanamkan satu tanaman per titik tanam atau dengan sistem jajar legowo 2-1 dengan mempertahankan jarak tanam sekitar 15 x 25 sentimeter dengan lebar barisan legowo kurang lebih 50 sentimeter. Sistem tanam semacam ini memberikan keuntungan karena pengaturan air didukung dengan ruang yang cukup dan cahaya matahari lebih optimal menembus sela tanaman. Selain itu, sistem tanam ini juga dapat mengoptimalisasi pengendalian hama dan pemupukan

Pemeliharaan Tanaman
Setiap bibit yang ditanam di lahan belum tentu mempunyai pertumbuhan yang seragam sehingga ada kalanya petani perlu melakukan penyulaman tanaman yang bisa dilakukan hingga tanaman padi berumur dua minggu. Selain itu, sanitasi lahan perlu diperhatikan dengan melakukan penyiangan gulma sebanyak dua atau tida kali sesuai dengan tingkat pertumbuhan gulma. Pengairan perlu dijaga berada pada titik satu sentimeter dan harus terus dilakukan hingga menjelang panen.

Pemupukan
Pemupukan tentu sangat perlu dilakukan untuk mendapatkan hasil panen padi yang maksimal. Pemupukan dimuali saat padi berumur tujuh hari setelah tanam dengan 150 kg/ha NPK 15-15-15 dan 50 kg/ha urea. Saat padi berusia 20 hari setelah tanam, pemupukan dilakukan dengan jenis dan jumlah yang sama. Ketika padi berumur 35 hari setelah tanam, pemupukan hanya dilakukan dengan memberi 250 kg/ha pupuk NPK 15-15-15.

Pemupukan Daun
Pada umur 14 hari setelah tanam, padi perlu dipupuk dengan 2 gram/liter pupuk daun dengan kandungan Nitrogen yang tinggi sementara pada umur 30 hari setelah tanam, 2 gram/liter pupuk daun dengan kandungan fosfat dan kalium tinggi diberikan dan baru pada umur 45 hari setelah tanam 4 gram/ liter pupuk MKP digunakan.

Dari beberapa sumber
Share
Banner

Rustadi 10

Penyuluh Perikanan Nusantara

Post A Comment:

0 comments: