slider

Navigation

Aplikasi serbuk arang aktip

untuk beberapa komoditas akuakultur
Arang aktif adalah adsorben limbah terlarut yang serbaguna. Pori-pori yang banyak dan gugus fungsinya yang beranekaragam menyebabkan arang aktif digunakan untuk banyak fungsi pengolahan limbah. Serbuk arang aktif dibuat dengan menghaluskan granule arang aktif sampai berukuran meshsize 90.

Ikan Nila Payau
Pada pembesaran ikan nila serbuk arang aktif diaplikasikan untuk air dengan dosis 0,5% dan kanji sebanyak 0,5% dari total pakan.
Sedangkan pada pakan dilakukan metode coating dengan dosis serbuk arang aktif 1,5% dan kanji 1,5%. Dengan cara ini diperoleh kelangsungan hidup ikan nila 85% pada kepadatan 30 ekor/m2; panen 3 bulan dari ukuran 3-5 cm; FCR 1,3.
Pada pendederan ikan nila selama 40 hari dengan pakan rendah protein (17%) yang dibuat sendiri dengan penambahan arang 1,5-3% diperoleh SR 100% dan FCR turun sebesar 0,2.  Pengamatan histologis pada struktur epitel menunjukkan bahwa mikrofili usus ikan yang diberi pakan bersuplemen arang aktif lebih berkembang dibanding kontrol. Mikrofili pada usus ikan yang diberi arang aktif lebih panjang dan meluas.

Pengamatan isi usus menunjukkan bahwa arang yang berukuran kecil 50-150 um banyak tertinggal di dalam fili usus. Pengamatan dengan perbesaran 400x menunjukkan bahwa arang menyerap bahan-bahan organik berukuran kecil. Pada kotoran usus ikan nila dengan arang warnanya lebih hijau dan kompak. Pengamatan mikroskopis ditemukan banyak pakan alami seperti fitoplankton dan rotifer.
Pada pengukuran terakhir TAN pada kontrol menunjukkan konsentrasi yang lebih tinggi dibanding kontrol.

Ikan Kakap
Pemberian serbuk arang aktif sebanyak 1 ppm tiap 2-3 hari pada air pemeliharaan larva kakap diperoleh SR 15-20% sedangkan tanpa arang aktif hanya 10%. Pemeliharaan larva kakap dilakukan selama 20 hari tanpa ganti air. Kepadatan benih kakap adalah 5.000 ekor/m3.

Ikan Lele
Pemberian serbuk arang aktif sebanyak 1 ppm tiap 2-3 hari pada air pemeliharaan benih lele diperoleh SR 90%. Pemberian dilakukan mulai umur 7 hari. Kepadatan benih lele 25.000 ekor per m3. Pemeliharan benih lele dilakukan selama 25 hari tanpa ganti air.

Udang Galah
Pemberian serbuk arang aktif 1 ppm/hari pada air pemeliharaan larva udang galah diperoleh SR 30% untuk kepadatan 20.000 ekor/m3; SR 20% dengan kepadatan 50 ekor/liter; dan 15% dengan kepadatan 100 ekor/l. Pemeliharaan larva udang galah dilakukan pada salinitas 12 ppt selama 23 hari telah mencapai postlarva.

Pemberian serbuk arang aktif 1 ppm/hari pada air pemeliharaan tokolan udang galah dengan kepadatan 10.000 ekor/m3 diperoleh SR 98%. Pemeliharaan benih udang galah dilakukan 30 hari tanpa ganti air. Hasilnya adalah tokolan udang galah lebih seragam dengan panjang 3-5 cm (perbandingan80%:20%).

Udang Windu
Pemberian arang aktif sebanyak 5 ppm pada awal pentokolan udang windu menghasilkan SR 97% dibanding 83% pada kontrol. Benih udang windu PL18 dipelihara selama 3 minggu dengan kepadatan 2500 ekor/m3 tanpa ganti air. Pakan tepung rebon diberikan sebanyak 4,5 ppm per hari dengan 3 kali pemberian.


Sumber

dari situs:Ditektorat jendral perikanan Budidaya
http://www.djpb.kkp.go.id/index.php/home/
DJB

Share
Banner

Rustadi 10

Penyuluh Perikanan Nusantara

Post A Comment:

0 comments: